Saturday, May 22, 2010

LARAS PADA SEKAR

Dalam jalinan melodi lagu Sunda, sekar karawitan Sunda mempergunakan rakitan nada salendro dan pelog, dengan penggunaan beberapa surupan dan laras-laras lainnya. Karawitan berbeda dengan musik diatonis. Perbedaan yang terutama antara lain tentang swarantara (interval) di dalam susunan nada yang tersusun dalam jalur dari satuan gembyangan. Perbedaan itu terlihat pula dari jumlah nada yang terdapat pada pelog dan salendro dibandingkan dengan musik diatonis. Pelog mempunyai sembilan suara dalam satu gembyang (oktaf). Salendro mrmpunyai 17 suara dalam satu gembyang, sedangkan musik 12 suara (nada) dengan kromatiknya. Selain masalah interval, instrumentnya pun berbdea pula. Kita lihat perlengkapan gamelan atau kacapi suling atau kendang penca, jelas sangat berbeda dengan alat-alat musik.
Dengan demikian secara khusus karawitan mempunyai lingkungan, cara pergelaran, alat-alat (waditra), tangga nada, teknik memainkan alat dan lain-lain yang berbeda dengan musik.

Karawitan Sunda mengenal istilah rakitan. Rakitan adalah deretan nada-nada yang telah tertentu frekwensinya, tersusun dalam satu gembyang. Rakitan pada musik lebih dikenal dengan sebuatan tangga nada..

Selain rakitan, dikenal pula istilah laras. Laras adalah deretan nada-nada dalam satu oktaf yang satu sama lain mempunyai perbandingan interval dan frekwensi tertentu.

Laras-laras yang terdapat pada karawitan Sunda antara lain:
a. Laras Pelog
Laras ini mempunyai tiga surupan, yaitu surupan Jawar, Liwung dan Sorog.
Sebenarnya kalau nada Panangis dan Pamiring telah tersusun dalam bilah-bilah gamelan dapat dipastikan penggunaan sembilan surupan dalam laras pelog dapat dipakai (Surupan adalah tinggi
rendahnya nada yang ditentukan dengan nada mutlak dengan frekwensi tertentu)
b. Laras Salendro
Laras ini bercabang lagi dengan laras-laras lainnya, yaitu laras madenda dan laras Degung, Mataraman/Kobongan/Mandalungan. Cabang laras-laras ini tetap berorientasi pada nada-nada dalam salendro yang membedakannya adalah jarak/interval dari nada ke nada masing-masing laras.
c. Laras Rindu
Laras ini berlainan dengan pelog atau salendro. Sampai sekarang laras rindu ini masih dipergunakan oleh masyarakat di daerah Kanekes/Baduy. Kalau kita teliti secara seksama, terasa adanya pendekatan dengan laras salendro, terutama dalam swarantaranya

Dengan keterangan-keterangan yang ada, jelaslah bahwa pengertian karawitan secara khusus lebih berpihak pada rakitan pelog dan salendro dengan interval yang tersendiri dan jumlah nada yang telah tertentu pula jumlahnya.

No comments:

Post a Comment